Senin, 24 Februari 2014

Sahabat Sampai Surga

Aku kira aku telah mengenalnya
Aku kira aku telah memperhatikannya
Aku kira aku telah memahaminya
Ternyata tidak
Aku hanya mengenalnya saat kita saling bicara
Aku hanya memperhatikannya saat ia bercerita
Aku hanya memahaminya dengan bercermin pada diriku
Kali ini lagi-lagi aku merasa egois
Memang sangat banyak urusan masing-masing kita
Aku berpikir kau tak mau diusik
Aku tak menegur
Sampai kau datang dan mengurai sendiri air matamu
Seberat itu kah?
Dan aku selalu menganggapmu mampu 
Karena yang kutahu kau selalu mampu mengendalikan apapun
Aku salah
Aku benar-benar tak peka
Mungkin tak berperasaan
Tapi kau tak pernah menyalahkanku
Kau selalu mengucap terima kasih
Padahal aku tak tahu untuk apa mengucapkannya
Kata maaf yang bisa kubalas untuk terima kasih-mu
Maaf karena aku yang tak pernah menyadari
Maaf karena aku tak benar-benar paham
Maaf karena aku tak bisa memberi apapun
Maaf karena aku tak selalu ada
Maaf karena aku belum bisa menjadi sahabat yang baik bagimu
Kau memahamiku dengan caramu
Dan aku memahamimu dengan caraku
Yang akan terus kuperbaiki
Bisa kah aku tetap menjadi sahabatmu?
Sampai nanti, sampai yang memiliki kuasa mengumpulkan kita di Tempat terindahNya
Dan kita tetap bersahabat
Dengan sahabat-sahabat baru yang cantik rupa juga laku


Bekasi, 24 Februari, 2014

Sabtu, 01 Februari 2014

Saat aku lelah menulis dan membaca
di atas buku-buku kuletakkan kepala
dan saat pipiku menyentuh sampulnya
hatiku tersengat
kewajibanku masih berjebah
Bagaimana mungkin aku bisa beristirahat?

-Imam An-Nawawi-