Baru saja 13 hari lalu kita memasuki tahun 1435 H. Banyak harapan dan doa-doa dipanjatkan untuk tahun ini. Banyak juga ucapan selamat tahun baru tersampaikan. Lantas bagaimana hukumnya mengucapkan "Selamat Tahun Baru Hijriyah"? Apakah sama dengan tahun baru masehi.
Mengutip dari buku keren yang aku baca, Konsep Bid'ah dan Toleransi Fiqih, saya ingin berbagi beberapa hal yang telah saya baca menganai hal di atas.
Para ulama berbeda pendapat tentang memberi ucapan selamat. ada yang membolehkan, ada pula yang mengharamkan. Di antara ulama yang membolehkannya adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Utsaimin, namun dengan mensyaratkan bukan kita yang memulainya. Kita hanya menjawab ucapan tersebut. Syaikh Abdullah bin Jabrain juga membolehkannya dengan syarat tidak menjadi kebiasaan dan diikuti banyak orang.
Syaikh abdul Aziz bin Baz, rahimahullah, pernah ditanya tentang hukum mengucapkan selamat tahun baru hijriyah, seperti dengan mengucapkan "kullu 'amin wa antum bi khair". Beliau menjawab, " Mengucapkan selamat tahun baru hijriyah tidak dilakukan ulama salaf. Tidak ada juga ayat atau hadits yang menyebutkan kebolehannya. Tapi kalau ada orang yang mengucapkannya kepadamu, tidak apa-apa engkau membalasnya., "semoga engkau pun demikian"; "semoga kita semua mendapatkan kebaikan dari Allah."; atau ucapan yang lainnya. Jadi, diperbolehkan mengucapkan sebagai balasan. Namun, jika engkau yang memulai ucapan tersebut, aku tidak memperbolehkannya."
Syaikh Muhammad bin Utsaimin, rahimahullah, ditanya hal serupa, beliau menjawab, "Jika ada orang mengucapkan selamat kepadamu, maka balaslah ucapan tersebut. Tapi jangan engkau yang memulainya. Inilah hukum yang benar dalam masalah ini. Jika ada orang yang mengucapkan, "Kami ucapkan selamt tahun baru." maka katakanlah, "Semoga Allah swt. memberimu keselamatan, menjadikan tahun ini penuh dengan kebaikan dan keberkahan."
Engkau boleh membalas, tapi tidak boleh memulai karena tidak ada contoh ulama salaf yang mengucapkan selamat tahun baru. Ulama salaf tidak menjadikan muharram sebagai awal tahun. Hal itu baru terjadi sejak masa Khalifah Umar bin Khaththab ra.
dalam kesempatan lain, beliau juga menyatakan, "Aku memandang, mengucapkan selamat datang tahun baru hijriyah diperbolehkan, tapi tidak diperintahkan. Maksudnya, kita jangan mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka disunnahkan untuk saling mengucaokan selamat tahun baru hijriyah, tapi bila mereka melakukannya kita biarkan saja. Dianjurkan juga kalau ada orang yang mengucapkan selamat tahun baru hijriyah, kita mendoakannya agar tahun yang datang penuh dengan kebaikan dan keberkahan dari Allah swt. Jadi seseorang diperbolehkan menjawab ucapan tersebut. Hal ini termasuk kebiasaan di luar ibadah."
Adapun Syaikh Abdullah bin Jabrain, hafidzahullah, beliau membolehkan hal tersebut asalkan tidak menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya diikuti oleh semua orang. Beliau paernah ditanya tentang menulis "Selamat Tahun Baru Hijriyah", beliau menjawab, hal itu tidak dikenal pada masa ulama salaf. Tapi sekedar memberi selamat dan doa keberkahan atas datangnya tahun baru hijriyah, seorang muslim diberi keringan dan kebolehan untuk melakukannya karena hal itu hanya doa dan harapan kepada Allah swt. Semoga, ia memberi keberkahan kepada saudara-saudaranya dalam setiap waktu sehingga bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk ketaatan kepada Allah swt., tidak dibuang sia-sia. Oleh karena itu, doa dan harapan semacam itu tidak dilarang asalkan tidak menjadi kebiasaan. Boleh dilakukan sesekali.
Namun, ada beberapa ulama yang membid'ahkannya, karena hal tersebut tidak dilakukan ulama salaf, di antaranya Syaikh Shalih Al-Fauzan, hafidzahullah, yang mengatakan, "Hal itu adalah bid'ah". Menyerupai kebiasaan yang dilakukan orang0orang kristen saat datangnya tahun baru masehi. hal itu juga tidak dilakukan para ulama salaf. Para ulama salaf mengadakan kalender hijriyah hanyalah untuk mengatur hal-hal yang bersifat mu'amalah, bukan dijadikan sebagai hari raya yang di dalamnya kita saling bertukar ucapan selamat. Ini tidak ada dasarnya sama sekali.
jadi, apakah mengucapkan selamat tahun baru termasuk ibadah atau tidak? bila mengucapkannya apakah membuat kita menjadi seperti orang kristen? Apakah semua kebiasaan orang-orang kafir haram bagi orang islam? Kalau iya, mengapa ada orang-orang yang mengatakan bahwa hal-hal baru yang bersifat keduniaan tidak bisa dihukumi sebagai bid'ah?
Apakah mereka mengecualikan hal-hal baru dari orang kafir? Kalau iya, bolehkah kita memanfaatkan penemuan-penemuan baru yang dihasilkan oleh orang-orang kafir untuk keperluan keagamaan kita? seperti Hp, internet, dsb?
Allahu a'lam...
Dari yang saya kutip di atas kita bisa mengambil kesimpulan bukan?
Ilmu itu terlalu luas untuk usia kita mendalaminya sekalipun. Maka manfaatkan lah usia yang terbatas ini bermanfaat dengan ilmu. Karena menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah :)
Terima kasih sudah membaca. Semoga apa yang saya kutip untuk kita semua bermanfaat . Ma'annajah lanaa ^^
Minggu, 17 November 2013
Minggu, 10 November 2013
Dakwah adalah Cinta
Dakwah adalah Cinta
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah Cinta. Dan cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah, tentang umat yang kau cinta.
Lagi-lagi seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. sampai tulang belulangmu. sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam dua tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khatab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat kemana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; Luka ditikamnya seorang khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah. Bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak.. . Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan mereka sambung lagi dengan amalan yang lebih "tragis".
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani... Justru karana rasa sakit itu selalu mengintai kemana pun mereka pergi... akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iamn dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak tau rasa lagi sebai luka. Hingga "hasrat untuk mengeluh" tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Tapi saking seringnya "ditinggalkan", hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman.
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria memamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalimya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, "Ya Allah , berilah dia petunjuk... Sungguh engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta. Mengajak kita untuk terus berlari.
Teruslah bergerak, hingga lelah itu lelah mengikutimu
Teruslah berlari, hingga bosan itu bosan mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga lesu itu lesu menemanimu
-Alm. Ustad Rahmat Abdullah-
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah Cinta. Dan cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah, tentang umat yang kau cinta.
Lagi-lagi seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. sampai tulang belulangmu. sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam dua tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khatab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat kemana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; Luka ditikamnya seorang khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah. Bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak.. . Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan mereka sambung lagi dengan amalan yang lebih "tragis".
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani... Justru karana rasa sakit itu selalu mengintai kemana pun mereka pergi... akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iamn dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak tau rasa lagi sebai luka. Hingga "hasrat untuk mengeluh" tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Tapi saking seringnya "ditinggalkan", hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman.
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria memamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalimya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, "Ya Allah , berilah dia petunjuk... Sungguh engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta. Mengajak kita untuk terus berlari.
Teruslah bergerak, hingga lelah itu lelah mengikutimu
Teruslah berlari, hingga bosan itu bosan mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga lesu itu lesu menemanimu
-Alm. Ustad Rahmat Abdullah-
Rabu, 06 November 2013
Kepribadianmu dalam Golongan Darah
Sedang ingin menulis mumpung masih di rumah. Tapi kali ini ingin menulis sesuatu yang ringan saja.
Tadi siang aku menyimak twit dari akun @BackpackerStore tentang kepribadian seseorang dari golongan darahnya. Awalnya aku tidak pernah peduli kalau ada orang yang benar-benar menebak-nebak sifat orang dari golongan darahnya. Sampai ada yang nebak, "Kamu golongan darahnya B ya?" Ha? ko dia bisa tau?
Akhirnya aku penasaran juga, apakah benar golongan darah seseorang bisa menentukan kepribadian orang tersebut?
Dari hasil googling, aku menarik kesimpulan bahwa golongan darah hanya berpengaruh sedikit saja terhadap kepribadian. Bahkan ada yang menganggapnya sama sekali tidak berpengaruh. Namun hal ini telah banyak dipercaya oleh masyarakat. Mungkin memang menarik ya mengetahui kepribadian orang hanya dari golongan darahnya haha.
Berikut ini aku mau share tentang Kebribadian dan karateristik seseorang berdasarkan golongan darahnya yang aku dapatkan dari akun twitter @BackpackerStore
Golongan Darah A:
> Sulit beradaptasi dengan perubahan disekitar
> Selalu berhati-hati dalam langkah awalnya
> Sangat pesimis dalam menghadapi sesuatu
> Hidup percaya diri dan sesuai aturan
> Sangat penyabar, pintar dalam menyembunyikan perasaan
> Sangat pengertian dan perhatian
Golongan Darah B:
> Sangat optimis terhadap masa depan
> Mempunyai pola pikir yang bebas sehingga kaya imajinasi
> Jarang terpengaruh oleh lingkungan sekitar
> Selalu terfokus pada hal-hal yang disukai
> Bebas berekspresi tanpa terpaku pada norma yang berlaku
> Tidak suka ikut campur masalah orang lain
Golongan Darah AB:
> Tenang dan sulit ditebak
> Orang yang punya kelebihan dan keanehan
> Dilahirkan sebagai kritikus sejati
> Rasional dan memiliki kemampuan negosiasi luar biasa
> Tidak tertarik dengan kekuasaan
> Selalu jaga jarak dengan orang lain
> Pintar menganalisa
Golongan Darah O:
> Idealis tapi juga realistis
> Selalu berkonsentrasi pada pekerjaannya
> Biasa membentuk kelompoknya sendiri dan waspada dengan orang di luar kelompoknya
> Punya insting bertahan hidup yang kuat
> Memiliki semangat yang tinggi bila tujuannya jelas
> Emosional tapi tidak menusuk dari belakang
> Idealis dan punya prinsip yang kuat
Jadi bagaimana menurutmu tentang paparan di atas? Apakah sesuai dengan kepribadianmu? atau sangat bertolak belakang? Apakah juga sama dengan orang yang kau kenal? Atau bertolak belakang juga?
Haha Apapun itu tetaplah menjadi diri kita sendiri dan jangan mudah terpengaruh terhadap hali yang seperti ini :D
Nah, kalau yang ini tentang diriku. Golongan darah aku B.
> Sangat optimis terhadap masa depan
> Mempunyai pola pikir yang bebas sehingga kaya imajinasi
> Jarang terpengaruh oleh lingkungan sekitar
> Selalu terfokus pada hal-hal yang disukai
> Bebas berekspresi tanpa terpaku pada norma yang berlaku
> Tidak suka ikut campur masalah orang lain
Tadi siang aku menyimak twit dari akun @BackpackerStore tentang kepribadian seseorang dari golongan darahnya. Awalnya aku tidak pernah peduli kalau ada orang yang benar-benar menebak-nebak sifat orang dari golongan darahnya. Sampai ada yang nebak, "Kamu golongan darahnya B ya?" Ha? ko dia bisa tau?
Akhirnya aku penasaran juga, apakah benar golongan darah seseorang bisa menentukan kepribadian orang tersebut?
Dari hasil googling, aku menarik kesimpulan bahwa golongan darah hanya berpengaruh sedikit saja terhadap kepribadian. Bahkan ada yang menganggapnya sama sekali tidak berpengaruh. Namun hal ini telah banyak dipercaya oleh masyarakat. Mungkin memang menarik ya mengetahui kepribadian orang hanya dari golongan darahnya haha.
Berikut ini aku mau share tentang Kebribadian dan karateristik seseorang berdasarkan golongan darahnya yang aku dapatkan dari akun twitter @BackpackerStore
Golongan Darah A:
> Sulit beradaptasi dengan perubahan disekitar
> Selalu berhati-hati dalam langkah awalnya
> Sangat pesimis dalam menghadapi sesuatu
> Hidup percaya diri dan sesuai aturan
> Sangat penyabar, pintar dalam menyembunyikan perasaan
> Sangat pengertian dan perhatian
Golongan Darah B:
> Sangat optimis terhadap masa depan
> Mempunyai pola pikir yang bebas sehingga kaya imajinasi
> Jarang terpengaruh oleh lingkungan sekitar
> Selalu terfokus pada hal-hal yang disukai
> Bebas berekspresi tanpa terpaku pada norma yang berlaku
> Tidak suka ikut campur masalah orang lain
Golongan Darah AB:
> Tenang dan sulit ditebak
> Orang yang punya kelebihan dan keanehan
> Dilahirkan sebagai kritikus sejati
> Rasional dan memiliki kemampuan negosiasi luar biasa
> Tidak tertarik dengan kekuasaan
> Selalu jaga jarak dengan orang lain
> Pintar menganalisa
Golongan Darah O:
> Idealis tapi juga realistis
> Selalu berkonsentrasi pada pekerjaannya
> Biasa membentuk kelompoknya sendiri dan waspada dengan orang di luar kelompoknya
> Punya insting bertahan hidup yang kuat
> Memiliki semangat yang tinggi bila tujuannya jelas
> Emosional tapi tidak menusuk dari belakang
> Idealis dan punya prinsip yang kuat
Jadi bagaimana menurutmu tentang paparan di atas? Apakah sesuai dengan kepribadianmu? atau sangat bertolak belakang? Apakah juga sama dengan orang yang kau kenal? Atau bertolak belakang juga?
Haha Apapun itu tetaplah menjadi diri kita sendiri dan jangan mudah terpengaruh terhadap hali yang seperti ini :D
Nah, kalau yang ini tentang diriku. Golongan darah aku B.
> Sangat optimis terhadap masa depan
> Mempunyai pola pikir yang bebas sehingga kaya imajinasi
> Jarang terpengaruh oleh lingkungan sekitar
> Selalu terfokus pada hal-hal yang disukai
> Bebas berekspresi tanpa terpaku pada norma yang berlaku
> Tidak suka ikut campur masalah orang lain
Sabtu, 02 November 2013
Hujan,Payung dan Sepatu Bot
Aku suka hujan, makanya aku tidak suka payung. Tapi ada juga orang yang suka hujan karena mereka bisa berpayung. Berarti itu bukan aku.
Pertama kali aku punya payung waktu SMP. Tapi tidak bertahan lama. Saat masa-masa bimbel aku juga punya payung. Aku pikir aku membutuhkannya agar air hujan tidak membasahi kepalaku dan buku-buku di dalam tas. Karena itu dua hal yang paling penting saat itu. Tapi itu tidak bertahan lama juga. Padahal aku bertekad agar selalu membawa payung, meskipun saat ada teman yang membutuhkan aku lebih suka meminjamkannya. Kali ini payungnya rusak.
Kemarin-kemarin hujan selalu turun menjelang sore. Bahkan kadang-kadang tengah hari pun langit sudah menumpahkan berkah Allah itu. Karena aku sudah tidak memiliki payung, saat akan keluar asrama aku meminjam payung seorang teman.
Aku memang bukan pengguna payung yang handal. Memangnya berpayung butuh keahlian? Entahlah, aku hanya merasa aku tidak ahli dalam menggunakannya. Makanya ketika aku membawa payung dan ada teman yang membutuhkan aku lebih suka meminjamkannya.
Saat memakai payung tangan rasanya jadi pegal. Selain itu, meskipun sudah berpayung tetap saja bagian bawah pakaian dan sepatu jadi basah. Berpayung juga membuat langkah kakiku sedikit terhambat. Aku kan tidak bisa berjalan lamban.
Ketika hujan deras aku lebih memilih untuk berteduh. Kalau hujan sudah reda aku lebih suka berlari-lari. Tapi yang membuat sebal itu genangan airnya. Kaki yang basah saat aku membuka sepatu itu adalah yang paling tidak enak. Makanya saat berlari itu yang paling menyenangkan. Kalau aku tidak terkena cipratan dan kaos kakiku tidak basah berarti aku hebat hoho. Kalau aku pakai payung aku tidak bisa berlari. Kalau hujan deras dan berpayung sepatu dan rokku akan basah. Makanya bagiku itu sama saja.
Karena kebiasaan itu aku jadi berfikir tentang sebuah usaha. Usaha ini terfikirkan juga karena melihat menjamurnya ojek payung kala hujann turun.
Usaha apa itu?
Usaha penyewaan sepatu bot
Waktu kecil aku suka sepatu ini. Karena kakiku tidak akan basah. Kaki yang basah dan sebelumnya terbalut kaos kaki dan terpasang sepatu itu sangat tidak baik. Apalagi kalau itu dibiarkan terlalu lama.
Aku belum pernah menemukan penyewaan sepatu bot sebelumnya.
Aku pikir usaha seperti ini bagus untuk orang sepertiku. Tapi aku baru memiliki idenya. Aku belum menentukan bagaimana konsepnya, bagaimana usaha ini akan berjalan, dan bagaimana memajemennya.
Tentang modal dan memulainya itu bukan masalah.
Kembali lagi ke payung, benda ini bagiku tetap juara karena fungsinya yang sangat dibutuhkan. Apalagi payung memiliki bermacam ukuran dan motif yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera.
Selain itu, bagi seorang muslimah, payung juga dapat melindungi jilbabnya dan pakaiannya yang bila terkena air hujan bisa membentuk lekuk tubuhnya. Ini juga salah satu alasan mengapa aku berpayung :)
Karena beberapa hari lalu aku kehujanan, aku akan memiliki payung baru. Semoga saja payung kali ini bisa bertahan lama ^_^
Aku suka hujan, karena aku punya permainan di dalamnya.
Aku suka hujan, karena imajinasiku bermain dan menghasilkan ide.
Aku suka hujan, karena saat itu Allah menurunkan rahmatnya.
Aku suka hujan, karena keberkahan menyapa makhluk-makluk bumi.
Aku suka hujan, karena Allah akan mengabulkan doaku.
Aku suka hujan, karena tanpa alasan pun aku tetap menyukainya :)
Langganan:
Postingan (Atom)