Rabu, 26 Juni 2013

Perjalanan Adalah Pembelajaran II

Petualangan baru dimulai.
Awalnya sempat ragu untuk pulang pergi setiap hari.
Mempertimbangkan lamanya perjalanan dan onkos yng harus dikeluarkan.
Terkadang nebeng dengan abi yang juga berangkat kerja, tetapi juga sering naik angkot

Kau tahu, ini adalah salah satu perjalanan tak terlupakan dalam hidupku.
Apa hebatnya perjalanan ini?
Bekasi--Jakarta--Depok
Tampak seperti perjalanan yang panjang. memang, pada awalnya.
Tetapi kemudian ini menjadi rutinitas.

Kenapa aku ga pindah bimbel saja? di NF Hek misalnya.
ah, aku sudah menemukan asiknya belajar di Akses UI kawan..

Dari rumah aku naik angkot 40 sampai kampung rambutan. kemudian dilanjutkan dengan angkot 19 atau 112.
bagiku, setiap hari melakukan perjalanan ini adalah pengalaman luar biasa.
enam tahun berinteraksi dengan lingkungan pondok dan saat liburan jarang "main".

Dalam perjalanan panjang ini aku banyak belajar.
Aku yang biasanya cuek, kurang peduli, dan egois mulai lebih peka melihat secuil fenomena ibu kota.
ya, aku belajar mendengarkan, bersabar, dan mengevaluasi apa yang aku alami pada hari itu.

Terkadang, rasanya ingin mengutuk suatu kejadian dalam perjalanan ini yang tidak sependapat denganku.

banyak fenomena ibu kota yang akhirnya aku saksikan sendiri.
banyaknya pengamen, bocah-bocah yang mencari uang entah karena keinginan atau paksaan, makian-makian yang mebuatku lebih banyak beristighfar, dan banyak lagi hal menejutkanku.
Rasanya seperti baru melihat dunia yang sebenarnya.

yap, pikiran negatif. respon-respon sinis diriku melihat fenomena yang mampu membuatku melongo.
Aku telah salah bersikap.
seharusnya aku tidak sinis atau bahkan mengutuk hal-hal yang mengejutkan itu.
karena siapa hal-hal tidak mengenakkan itu ada?
pemerintah? oh kawan, berhenti melibatkan orang-orang yang entah ada atau tidak itu.

Aku melihat, Aku mendengar, menyimak lebih lanjut, dan berusaha mengkaji.
pertama, aku semakin bersyukur dengan segala nikmat yang Allah berikan kepadaku.
bahwa aku masih memiliki kedua orang tua, keluarga, teman-teman yang baik, hidup dalam lingkungan yang baik dan cukup dari segi materi.

kemudian, rasanya aku merasa bersalah bila melihat tangan-tangan kecil itu musti menadah.
Mereka juga saudara kita.
Mungkin lingkungan mereka telah membentuk persepsi keputusasaan dan ketidakberdayaan.
ya, pikiran mereka nenyatakan bahwa kami miskin, tidak mampu melawan, tidak bisa berbuat apa-apa dan bisa makan saja sudah cukup.

Banyak pola pikir yang harus dirubah oleh masyarakat negeri ini.
fenomena yang aku lihat hanya secuil.
Di lain sisi, banyak juga orang-orang yang sadar dan berusaha keluar dari jerat status sosial.
Mereka berpikir positif dan dan berharap pada masa depan yang cerah bagi generasi selanjutnya.
aku suka yang ini!
maka, masyarakat yang masih berada dalam keputusasaan tetap menjadi PR kita.
bukankah kita ini bersaudara :)

Dan ada hal sangat penting yang harus selalu diingat.
Segala hal yang terjadi tidak luput dari kendali Allah.
Maka, bila kita ingin perubahan yang lebih baik pada negri ini kita harus mendekatkan diri dan selalu memohon padaNya. Karena pada siapa lagi kita pantas mengadu? :)



Mari sama-sama kita berbuat untuk Indonesia yang lebih baik :)
Indonesia yang sehat
Indonesia yang cerdas
Indonesia yang sejahtera
Indonesia yang dekat dengan Alllah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar