Selasa, 17 Desember 2013

Maju Sejengkal, Mundur Seribu Langkah

Melihat judul di atas, kesannya seperti menyerah padahal baru memulai. Jika kubus memiliki enam sisi yang sama besar, kesan tadi bisa dikatakan sebagai alas, maka masih ada lima sisi yang bisa mengesankan judul di atas. Enam saja, terbatas umtuk hal ini (maksa). 
Lantas ada apa dengan judul tersebut? Tampaknya perannya begitu penting kali ini. 
Sebelum aku bercerita, aku ingin mengutarakan satu kesan tentang judul tersebut. Pernah menghitung berapa jengkal langkahmu? Sejengkalku tak sampai sepanjang telapak kakiku. Artinya, aku bahkan belum melangkah. Sesuatu yang tergesa-gesa tak pernah baik. Dalam hal ini aku menggunakan pemikiran tersebut dan aku rasa keputusan seribu langkah itu tak salah.

Dan ini ceritaku...

malam ini, tepatnya telah berganti pagi, aku berkesempatan berbagi cerita. Aku tidak bisa setiap hari menulis di sini. Rasanya seminggu sekali minimal tidak menulis seperti hutang yang harus dibayar minggu berikutnya. Tadinya aku tidak berniat sama sekali untuk bercerita saat sahabatku ini ku hidupkan kembali :D. Kemudian aku blog walking untuk mencari motivasi untuk kembali ke rutinitas esok hari.
Kejutan, itu yang aku dapat saat membaca blog seseorang yang sebenarnya baru ku kenal dan aku tak yakin akan mengenalnya lebih jauh. Awalnya hanya ingin membaca-baca karena aku pikir tulisannya bisa menginspirasi -berhubung blog ku masih prematur- Sampai pada suatu tulisan aku menyadari tulisan tersebut seperti pernah aku temukan di tempat lain. Ah iya, aku tahu. Sebelumnya aku pernah membaca blog lain. Ternyata ada benang yang mengaitkan.
Awalnya aku hanya mengira, sampai suatu tulisan menjelaskan semuanya. Hahaha, rasanya seperti menemukan harta karun yang hilang. Dunia tetap luas, tapi pertemuan takkan ada yang pernah menduga. Sebenarnya "harta karun" yang kutemukan tak berarti banyak. Ibaratnya aku berusaha rendah hati dan mengubur lagi harta itu untuk entah siapa yang akan menemukan karena aku merasa cukup dengan yang kumiliki dan aku rasa ini sebuah permainan yang mungkin akan menarik untuk entah siapa yang akan memainkannya.
Aku kira, masih ada banyak "harta karun" yang tersembunyi di belahan dunia lain yang tiba-tiba akan kutemukan juga. Tentang "harta karun" di atas aku rasa episodenya telah berakhir. Dan sampai aku menuliskan kalimat ini aku masih senyum-senyum geli mengetahui apa yang kutemukan.

Satu hal yang tidak ku lupa, aku ucapkan terima kasih kepada kalian yang membuatku menulis untuk pekan ini :) juga untuk motivasi yang mungkin kalian tak pernah tahu bahwa kalian berperan penting untuk semangatku esok hari.

Semoga besok aku benar-benar bisa kembali ke asrama pagi-pagi :D

*di sini dingin, waktu menjelang fajar, jadi aku percepat ceritanya :p*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar